Belajar mendekor #ourfirsthome #rumahbiboh

Postingan ini bertujuan untuk berbagi pengalamanku dan pak suami selama ikut dalam proses pembangunan rumah dan mendekor rumah pertama kami. Sebenarnya kami membeli rumah dalam keadaan full sudah ditangani oleh developer dari segi bangunan, tapi dengan catatan bangunan standard spesifikasi dari si developer. Kami pun tidak banyak mengganti banyak spek bangunan kecuali beberapa hal kecil yang kami rasa perlu agar suasana rumah kami walaupun mungil tapi nyaman dan sesuai kebutuhan kami. Perubahan dan modifikasi pun kami minimalisir sedemikian rupa dari spek yang ada karena prinsipnya kami tidak mau keluar budget lagi dan malah jadi bengkak.

  • Spesifikasi #rumahbiboh

Lebar #rumahbiboh adalah 6 meter dengan panjang belakang 12 m. Ideal untuk sebuah hunian jadi bila nanti kami mau modifikasi masih mudah dan bisa banyak variasi. Dengan jatah luas bangunan 54 dan luas tanah 72 mtr persegi. Kami sudah memiliki dak atas selebar kurang lebih 2 meter untuk menjemur dan menempatkan toren air. Tangga akses menuju lantai 2 juga sudah dengan tangga beton dan sudah dengan cakar ayam. Jadi memang konsepnya adalah rumah tumbuh.

Developer juga sudah memberikan kami berikut pagar dan handling tangga, jadi alhamdulilah kami tidak perlu keluar budget kembali. Walaupun demikian, developer kami tidak mempekerjakan arsitek khusus jadi ya memang standard perumahan dan modelnya pun ala kadarnya. Meskipun demikian kami merasa segi pemenuhan ventilasi, cahaya dan ruang udara rumah kami alhamdulilah sudah cukup baik. Siang hari pun kita masih bisa cukup hanya dengan penerangan sinar matahari jadi bisa lebih hemat listrik kan? hehe. Kontraktor pun dikerjakan oleh tukang borongan tapi syukur si developer sangat amat memperhatikan kinerja kontraktor jadi si tukang pun diseleksi hanya tukang-tukang yang oke saja.

Terbatasnya design dan tidak adanya arsitek profesional akhirnya saya dan pak suami harus banyak-banyak cari referensi buat tema rumah yang kita berdua memang suka. Tugas saya adalah mencari informasi dan bersama si pak suami we did a lot of discussion.

  • Design dan Tema #rumahbiboh

Saya sangat suka dengan gaya scandinavian, minimalis yang clean and neat. Dan Pak suami pun setuju kalau kita akan menerapkan konsep itu di rumah pertama kami. Sumber Inspirasi saya sebagian besar adalah pinterest dan instagram. Cita-cita saya adalah punya rumah dengan jendela-jendela kaca gaya scandinavian yang banyak plus punya rooftoop cantik buat sore-sore bersantai sambil ngerebus suki bersama. Hahaha. Yasudah tapi karena dana yang sangat amat terbatas dan juga kesadaran penuh bahwa mendekor rumah impian bukan mendekor candi yang semalam pun langsung jadi. Perlu proses juga, apalagi macam kelas menengah pekerja macam kami. Jadi saya dan pak suami berusaha penuh untuk mewujudkan konsep kesukaan kami di rumah mungil kami.

Pertama yang saya lakukan adalah mikirin sekiranya bagian rumah mana yang bisa kami modifikasi designnya sehingga #rumahbiboh sesuai konsep yang kami mau. Dan Yak! akhirnya kita modif hanya part rumah di dapur dan kamar mandi saja. Karena standard spek si developer tidak akan mungkin bisa support suasana tema yang kita mau alhasil kita harus rela ngeluarin budget untuk beli keramik dapur, keramik kamar mandi sesuai yang kami mau.

DAPUR.

Dapur #rumahbiboh adalah dapur super mungil. Panjang hanya 2.5 meter dengan wastafel mungil dan lebar standard. Letaknya litterally dibawah tangga. Yes I know, maybe some fengshui said its not good idea. Tapi we dont care. Hehe, Insya Allah semua pasti berkah kok. Saya sangat suka dengan tema open kitchen dan model ini saat ini jadi model favorit ibu-ibu muda ngeksis yang doyan main instagram. Saya kumpulin deh tuh berbagai macam inspirasi yang sekiranya sesuai dan mulai mengaplikasikannya di dapur mungilku. Tema scandinavian open kitchen identik dengan material bata exposed dan kombinasi sederhana warna hitam dan putih. Akhirnya saya dan pak suami keliling berbagai toko bangunan untuk cari keramik model yang kami suka. Mulai dari toko bangunan konvensional sampai supermarket macam Homedepo dan Mitra10. Kami beli keramik di toko bangunan daerah bulevard harapan indah. Keramik yang kami beli adalah merk roman. Karena dapur kami supermungil kami mutusin buat bikin kompor tanam plus kita tambahin cooker hood supaya sirkulasi udara pas masak ga terlalu engap. Setelah itu mulai deh kita ngebriefing mamang tukang supaya ngerti dan syukur si mamang paham mau kita. Berikut penampakan rumah kami :

KAMAR MANDI

Bagian modifikasi kamar mandi sebenarnya menurut saya ga stick sama tema kami dan menurut saya agak-agak failed gitu karna pemilihan keramik yang tidak pas. -,-

Tapi seenggaknya dari segi posisi shower dan posisi closet duduk sudah seperti yang kami berdua inginkan.

PEMILIHAN CAT RUMAH 

Awalnya ada sedikit drama pemilihan cat rumah ini, si tukang yang ga fokus ikut arahan kita. Tampak depan kami harusnya clean cat putih saja eh malah di cat dengan warna cream akhirnya kami memutuskan buat beli cat lagi (duh!) dan tentunya pakai cat kualitas yang lebih baik. Plus jadi ada kesempatan untuk ngecat warna pastel di daun pintu (Yay!!!)

MODIFIKASI EXTERIOR RUMAH

Seperti yang saya ceritakan tadi, bahwa semua spek rumah standard developer termasuk tampak depan / fasad rumah. Dan tidak mungkin kami mengubah fasad rumah. Akhirnya kami memutuskan untuk memasang woodplank saja pada pagar pada saat proses memasang canopy. Selain fungsinya sebagai penghalang supaya bagian dalam rumah tidak terlalu terexposed. Dari segi estetika juga tsakeepp. Selain itu woodplank lebih murah dari segi harga dan segi kualitas juga baik (tahan karat dan hujan juga panas).

  • Ngisi perabotan #RumahBiboh

Kalau mau dirinci secara detail sebetulnya hampir 90% perabot yang kami beli dirumah adalah hasil belanja online via Tokopedia, Bukalapak, Instagram dan berbagai macam platform lainnya. Hahaa. Sampe pasang canopy rumah pun kami transaksi via tokopedia. 😀

Saya dan pak suami juga lebih ngerasa harga yang ditawarkan sangat bersaing dan murah, namun kita juga memang harus rajin research dulu sekiranya produk apa yang memang bagus, seller mana yang terpercaya, platform mana yang services dan kecepatan pengantarannya sudah oke. Jadi belanja online pun ga boleh ngasal ya. Di next post mungkin saya akan bahas detail mengenai pengalaman belanja online perabot rumah ya. Hehehe

Sesuai tema rumah yang kita mau, setiap ngisi perabotan saya berusaha semaksimal mungkin nyesuain dengan keselarasan tema rumah yang kita kamu. Makanya kebanyakan pun didominasi warna netral semacam abu, hitam putih juga aksesn kayu. Pemanis dan hiasan rumah pun ya hanya tanaman saja. Plus setiap ingin membeli sesuatu keperluan rumah saya selalu berpikir berulang kali apakah memang barang tersebut kita butuhkan atau hanya keinginan impulsiv saja.

Semoga sharing pengalaman modif #ourfirsthome di #rumahbiboh bisa jadi bahan informasi. Next semoga tetep rajin sharing banyak hal lainnya tentunya 🙂

 

 

 

Membeli Rumah Pertama (Di Bekasi) #ourfirsthome #rumahbiboh

Sharing pengalaman membeli rumah di bekasi

Perkara membeli rumah adalah keputusan besar untuk tiap orang. Tiap orang pastinya bercita-cita untuk memiliki rumah sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Begitu pula untukku dan pak suami, selama bersama kami punya kesepakatan untuk PISAH DAN HIDUP MANDIRI setelah menikah. Entah kami kos atau kontrak, atau pun beli rumah sendiri. Alhamdulilah banget, Allah memang maha Pemurah setahun sebelum menikah kami berdua nekat, nekat 100 persen untuk mengalokasikan SEMUA (harus ya dicapslock hahaha) dana tabungan kita berdua untuk DP rumah. Perjalanan mencari rumah yang kami rasakan benar-benar penuh liku-liku. Sekiranya kami nemu lokasi yang pas eh tapi dana budget tabungan tidak mencukupi, lokasi terlalu jauh aksesnya dari rumah orang tua, lokasi jauh banget tempat kerja tapi bangunannya oke, akses lingkungan rumah ga nyaman tapi dekat ke jakarta sampai hampir saja ditipu makelar rumah. -.-

Selama mencari prioritas kami tidak pernah muluk-muluk, kami hanya ingin lokasi yang pas tidak terlalu jauh ke stasiun kereta api, akses jalan tol, akses ke tempat kerja, lingkungan perumahan, jalanan masuk mobil, di bekasi kota, bangunan rumah harus baru ya minimal luas 60mtr ya, Bebas banjir. Tapi dengan satu syarat penting yaitu harus masuk budget karna kami berencana membeli dengan KPR.

Untuk pemilihan daerah rumah, sudah pasti di Bekasi. Hahaha (pak suami ngalah :p)

Kenapa Bekasi? Karena kami berdua kerja di Jakarta. Dan saya yang notabene yang sudah sejak kecil pindah dan tinggal di Bekasi dari wilayah Jakarta Utara. Selain itu, orangtuaku, kakak, teman dan hampir semua saudara berada di Jabodatabek. Menurut kami bekasi ke jakarta memiliki jarak yang lebih dekat dibanding dengan daerah lain. Walaupun banyak hal yang dianggap miring oleh orang-orang, eh hey! Bekasi masih jadi salah satu primadona dalam investasi properti, apalagi tahun 2018 Tol becakayu seksi awal sudah mulai beroperasi. Yay!

Selama pencarian rumah, kami mencari banyak sekali informasi dan referensi mulai dari mendatangi pameran rumah di JCC, mantengin market place dan berbagai website properti di internet (olx, rumah.com, rumahdijual, kaskus dan apa pun lainnya) hampir tiap hari lho . Untuk fokus lokasi kami hanya fokus di dua titik yaitu kota bekasi utara dan kota bekasi barat. Tapi pak suami keukeuh maunya yang masih pinggiran jakarta banget. Titik. Gitu katanya. Akhirnya saya pun mulai mengerucutkan daerah kembali untuk 2 fokus wilayah tersebut.

  1. Bekasi utara (pondok ungu permai, perwira)
  2. Bekasi Barat (Bintara, Harapan Indah, Harapan Baru, Kranji)

Kembali untuk dikerucutkan, pak suami memilih untuk daerah bintara dengan catatan yang TIDAK BANJIR ya. Kenapa ga di harapan indah? Sebenarnya kami suka dengan jalanan yang lebar, bangunan ok. Tapi harapan indah bagian depan-depan yang tidak banjir ya dan sayangnya yang bagian depan itu yang ga masuk budget. Ada perumahan pengembangannya si developer namanya macem-macem ada Segara City, De residence. dan lain lain. Eh tapi masuk dalem pelosoknya jauh dan suami ga mau. Katanya jauh ke stasiunnya. -,- maksimal maunya 3 km ke stasiun. Zzzzz

Akhirnya kami memutuskan untuk mencari rumah di daerah Bintara. Tapi memang harus benar-benar pintar memilih, rumah di daerah bintara menurut saya kisaran harganya terlalu mahal dengan kualitas lokasi dan spek bangunan yang biasa-biasa saja. Karena memang lokasinya yang strategis dan mepet jakarta timur jadi semua pemilik tanah dan rumah rame-rame deh nyamain harga tinggi.

Selama sebulan sehabis lebaran tahun 2016 kami ngupek seplitekan daerah bintara untuk mencari jodoh yang pas. Selain beberapa prioritas tadi, kami punya prinsip membeli rumah adalah untuk jangka panjang bukan untuk setahun sampai tiga tahun saja. Jadi memang harus penuh doa juga buat meyakinkan kalau pilihannya sudah tepat.

Akhirnya setelah beberapa drama pencarian, kami memutuskan bahwa jodoh kami ada di perumahan di bintara 9 ini. Lokasi akses menuju perumahan ini memang bukan jalan raya super lebar selayaknya Harapan Indah tapi aman untuk akses 2 mobil. Beberapa hal yang bikin kami kepincut yaitu :

  1. Harga masuk budget !
  2. Luas 72mtr (lebar 6m x panjang 12m) dan sudah cukuplah kami rasa untuk keluarga kecil kami.
  3. Bangunan sudah full dan kami bisa buat layeout denah sendiri (Yay!)
  4. Kualitas bangunan lumayan (full sampai belakang dan tambahan dak atas dengan tangga beton untuk akses ke ruang jemuran baju)
  5. Bonus pagar, jetpump. Pokoknya tinggal masuk aja.
  6. DP bisa kita cicil setelah pernegoan.Hahaha Alhasil alhamdulilah kita bs adjust DP sampai 50 Persen. Jadi plafon kredit ke bank kita bs minimalisir menjadi 7 tahun. Yayy. Alhamdulilah.
  7. Lokasi ke stasiun Cakung cuma 3 km kurang lebih. Akses ke tol bintara 4 km dan ke akses tol kalimalang 2 atau pondok kelapa cuma 1 km.
  8. Lingkungan Tidak Banjir, suasana perumahannya tenang dan dengan security 24 jam.
  9. Lingkungan rumah sudah ramai dan banyak tetangga.

Beberapa pertimbangan tersebutlah yang akhirnya meyakinkan kita untuk akhirnya membeli rumah pertama kami itu. Tepat 6 bulan setelah cicilan DP Lunas dan bangunan siap huni maka Pak Suami resmi nempatin duluan udah jadi bukan anak Kos lagi. Tapi jadi budjangan di rumah sendiri dan akhirnya di bulan ini saya pun sudah resmi jadi nyonya rumah. Hamdallah.

Semoga rumah pertama kami membawa berkah untuk keluarga kecil kami. Amin.

Semangat untuk pejuang lain yang sedang menabung untuk mewujudkan mimpi punya rumah sendiri dan semoga lekas diwujudkan keinginannya Amin. 🙂

Inilah Indonesia: Mengapa Pesta Pernikahan itu Mahal?

so what do you think?

Kompilasi Perkara Yogi Saputro

Karena untuk sewa tempat, membuat undangan, menyediakan jamuan, menyewa busana pengantin, membeli souvenir, transportasi, dan prosesi pernikahan lainnya. Apakah jawaban yang Anda bayangkan demikian? Kalau iya, tulisan ini akan membawa Anda menyelami alasan yang lebih dalam. Bukankah menurut hukum yang berlaku di Indonesia, pernikahan itu sah asalkan tercatat resmi di KUA? Dalam ajaran agama-agama yang saya ketahui, tidak ada kewajiban yang memberatkan dalam hal pelaksanaan jamuan atau resepsi pernikahan. Terdapat beberapa alasan lain yang mendasari fenomena mahalnya pernikahan. Semuanya berkaitan erat dengan budaya manusia.

Awalnya saya berniat membuat postingan ini dalam rangka merespon sebuah meme. Intisari meme tersebut kalau tidak salah demikian:

Pesta pernikahan itu nggak ada gunanya. Kita mempersiapkan biaya berjuta-juta untuk acara beberapa jam, didandani dan bersalaman dengan orang yang nggak kita kenal.

Saya coba cari file gambarnya di situs sosial media sulit sekali. Entah sudah tenggelam di mana. Mencari di Google tidak kalah sulitnya karena tidak ada kata…

Lihat pos aslinya 1.171 kata lagi

Shampoo untuk rambut rontok [Review of : Makarizo Vorsatz Hairloss treatment system Shampoo]

Halo Maret 2016.

Selamat hari International women’s day.

Untuk seorang perempuan rambut adalah mahkota. Rambut sehat dan tidak bermasalah pastinya keinginan setiap semua perempuan. Pun termasuk saya. Kali ini saya mau bahas tentang rambut dan pengalaman repotnya saya saat pilah-pilih produk perawatan rambut. Dalam hal perawatan rambut saya tidak tau kenapa selalu sulit untuk bisa dapat produk yang bisa cocok dan bisa continue using buat jangka panjang alhasil saya sering banget coba-coba produk perawatan rambut terutama shampoo. Terlebih saat rambut semakin mulai makin gondrong makin banyak permasalahan yang muncul juga.

Beberapa masalah rambut saya umum adalah rontok, tipis, messy, oily di kulit kepala, ujung rambut kering. kadang ujungnya juga bercabang kadang lemes gampang diatur tapi kadang bisa juga jabrik ga jelas. Pokoknya ya type rambut ababil deh. Kadang pun muncul ketombe kalau produk yang saya pakai ga cocok. Kebiasaan saya yang suka pakai hairdryer sehabis keramas tentunya juga bisa jadi faktor penyebab kenapa ujung rambut suka muncul percabangan. Selebihnya, rambut saya masih lumayan oke dan masih hitam legam, karena sampai saat ini saya belum pernah mencoba curly, hairperming, haircoloring, rebonding dan semacamnya. Cuma sebatas curly sendiri atau catok sendiri di rumah dan itu pun tidak sering, semisal ada acara khusus atau kondangan. Memang saya juga kurang suka dan lebih prefer original dan lebih suka creambath dan hairmask saja. Selama masih bisa dilakukan sendiri ya dikerjain sendiri dan saya pun juga jarang banget pergi ke salon.

 

Untitled-1

Nah, dalam hal pilih-pilih shampoo ada banyak produk mass market biasa yang sudah pernah saya coba. Biasanya saya selalu mencoba pastinya yang paling terjangkau kantong dulu lah ya. Makanya sebisa mungkin kita harus pintar dalam pilah pilih shampoo yang sesuai dengan jenis kulit kepala dan kondisi rambut kita. Beberapa merek produk yang pernah saya coba yaitu Pantene Antidandruff, Zinc shampoo, Clear, Sari Ayu Hijab, Garnier Neril, L’oreal total repair shampoo, Selsun Blue (karena saat itu ketombe lagi parah sekali) dan sampoo bayam dari Mustika Ratu saya pun pernah mencobanya. Tapi pada akhirnya memang ya belum cocok satu pun.

Baca beberapa review, ada merek shampoo yang lumayan bikin penasaran dan lumayan hits mungkin untuk para pecinta produk haircare yaitu shampoo kuda, tapi entah kenapa saya kok tidak tertarik-tertarik amat untuk mencobanya. Selain itu botolnya terlalu besar, jadi kalau tidak cocok merasa sayang aja gitu. Yah, walaupun memang isi nya juga lumayan banyak jadi sebanding dengan harganya, but who knows for the quality?

Saat window shopping ke Century minggu lalu saya menemukan shampoo yang kok lumayan sesuai kebutuhan yang memang saat ini masalah terparahnya adalah rontok. Dibandingkan dengan sederet produk lainnya yang saat itu di display, saya tertarik untuk mencobanya. Lanjutkan membaca “Shampoo untuk rambut rontok [Review of : Makarizo Vorsatz Hairloss treatment system Shampoo]”

Halo 2016.

Sebaik baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat. 

 

Sebaris kalimat itu tidak tau kenapa selalu aja saya ingat dari jaman sekolah sampai sekarang, lupa tepatnya kapan siapa yang mengenalkan sebaris ringan kalimat tersebut. Pokoknya, sejak saat itu setiap kali saya lagi mengeluh tentang suatu hal, semisal dalam masalah pekerjaan, eh saya ujug-ujug jadi seperti ditegur. Disuruh jadi lebih sabar gitu, karna yang kita lakukan sekarang pasti banyak manfaatnya buat orang lain. Mungkin juga apa yang kita lakukan sekarang memang sepele dan ga keliatan tapi bisa jadi di masa depan atau di saat yang bersamaan orang lain merasa kebantu dengan apa yang kita kerjakan saat ini.

Dan semua orang pun punya caranya masing-masing untuk bisa bermanfaat. Semua orang unik dan bisa banyak bantu orang lain secara happy dan tulus dengan caranya masing-masing dan sesuai kemampuannya. Ya, apalagi ya semenjak jaman sudah kekinian yang apa aja bisa kita cari pake jempol. Mau cari tau apa aja bisa nanya dan tersedia di internet. Sampe urusan jodoh aja sudah banyak kok yang ketemunya dari internet dan facebook kan? Common case gitu deh. Lanjutkan membaca “Halo 2016.”

Pekerjaan Ideal. Perjalanan dan Pencariannya.

 

Pernah ada prolog suatu buku yang saya baca bunyinya seperti ini, “kalau kamu mau berangkat kerja dan serasa seperti mau masuk sumur, tenang saja kamu ga sendirian kok”. Antara lucu dan ironis, saya sendiri memang mengalaminya bahkan setelah sekian lama bekerja. Malah sejak umur 18 tahun seperlulusan sekolah kejuruan dan artinya sekarang sudah menginjak tahun ke 7 saya pernah dan masih bekerja. Idealnya setelah dapat kesempatan bekerja sudah lumayan lama seharusnya saya sudah bisa mendefinisikan beberapa hal yang sering orang lain cari juga antara lain apa sih pekerjaan ideal menurut saya? Sudahkah saya menikmatinya? Sudahkah saya bisa 100% menerima segala konsekuensi dari tiap pekerjaan yang nasib tentukan untuk saya? Sudahkah saya sering bersyukur? Sudahkah saya merasa benar-benar passionate dan bahagia?

Baiklah, mari kita ulas dan mulai menganalisa perjalanan hampir 7 tahun saya mengarungi up and down dunia persilatan. Sebelum akhirnya saya (pura-pura) bijak dan idealis mengdefinisikan kelima hal diatas. Lanjutkan membaca “Pekerjaan Ideal. Perjalanan dan Pencariannya.”